Minggu, 08 Desember 2019

Asal Usul Jembatan Petekan

Ferwerdabrug atau yang lebih dikenal dengan Jembatan Petekan adalah Jembatan tua yang dibangun tahun 1936 dan pertama kali beroperasi pada tanggal 16 Desember 1939 di Kelurahan Perak Timur, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya.


Dulu, diberi nama Jembatan Petekan karena memiliki tombol (bahasa jawanya petekan) yang bila ditekan akan membuat jembatan terangkat. Dengan begitu kapal yang melintasi Kalimas dapat melewati bawah jembatan.

Sedangkan nama Ferwerdabrug berasal dari nama panglima perang AL Hindia Belanda yang berjasa dalam membuka akses dari Ujung (PT. PAL) menuju pangkalan udara Morokembangan (sekarang dikenal dengan Kodikal). Nama lengkap panglima perang tersebut adalah Laksamana Hendrikus Ferwerda (1885-1942). Sedangkan kata brug berasal dari Bahasa Belanda yang berarti jembatan.

Dengan adanya jembatan ini, pasukan marinir yang sebelumnya ketika akan ke Morokembangan dari Ujung atau sebaliknya harus memutar lebih jauh melalui Jembatan Merah, akhirnya bisa menyingkat waktu dan jarak tempuhnya.

Namun, seiring dengan adanya pendangkalan di Kali Mas, Jembatan Petekan yang merupakan ophaalbrug (jembatan angkat) lambat laun tidak bisa berfungsi dengan baik sebagaimana semula. Hal ini juga dialami oleh jembatan lain sejenis, Jembatan Kota Intan (Het Middelpunt Brug) yang berada di Kota Jakarta.

Meski sudah tidak berfungsi lagi sebagai jembatan angkat, dan usianya yang memasuki uzur, jembatan ini tetap dipertahankan kelestariannya. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/004/402.1.04/1998 dengan nomor 47 yang telah menetapkan Jembatan Petekan sebagai bangunan cagar budaya. Konstruksi jembatan peninggalan kolonial ini sebagai penunjang kawasan Kota Lama.

(Dari berbagai sumber/Isbandiyah Esha)

0 komentar :

Posting Komentar