Adapun beberapa nama yang muncul antara lain, Whisnu Sakti Buana, Eri Cahyadi, Hendro Gunawan, M Machmud, M. Sholeh, musisi Roy Jeconiah, Zahrul Azhar As’ad atau Gus Hans (Golkar)
Selain nama-nama di atas, pada daftar 18 nama yang mengajukan pencalonan ke PDIP ada Dyah Katarina, Anugerah Aryadi, Ony Setiawan, dan Eddy Tarmidi.
Baru-baru ini Dahlan Iskan secara terbuka lewat media mendorong Eks Kapolda Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin meneruskan kepemimpinan Risma di Surabaya. Sebelumnya ia mendukung Bupati Banyuwangi untuk mencalonkan diri di Surabaya tapi terbentur aturan. Saat ini Azwar Anas telah dua periode menjabat sebagai Bupati Banyuwangi sehingga tidak bisa lagi mencalonkan diri di Surabaya.
Calon dari PKB patut juga diperhitungkan. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Jatim, Musyafak Rouf kepada wartawan Selasa (10/9/2019) menyebut, ada tiga nama yang melakukan pendekatan ke PKB. Di antaranya Firman Syah Ali, keponakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD. Lalu ada nama Dwi Astutik, Wakil Sekretaris Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Dwi juga dikenal dekat dengan Gubernur Jatim sekaligus Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa.
Dwi bahkan pernah mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPRD Jatim dari dapil Surabaya meskipun dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sedangkan figur terakhir adalah Wisnu Sakti Buana. Bisa saja bila tidak direkomemdasikam Mega, Whisnu bisa daftar lewat PKB.
DPD Partai Nasdem Kota Surabaya telah mengantongi tiga nama bakal calon wali kota untuk Pilkada Surabaya 2020 yang akan direkomendasikan ke DPP melalui DPW Partai Nasdem Jatim.
Tiga nama itu adalah kader internal Partai Nasdem, Vinsensius Awey. Nama yang kedua adalah Ketua Peradi Kota Surabaya, Hariyanto.
Sedangkan nama ketiga adalah Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans.
Satu-satunya nama yang mencalonkan diri lewat jalur independen adalah M Sholeh. Ia menargetkan 135 ribu kartu tanda penduduk sebagai salah satu persyaratan pencalonan cawali independen di Pilkada Surabaya 2020 terpenuhi dalam waktu empat bulan
Calon-Calon Terkuat
Whisnu Sakti Buana yang saat ini menjabat sebagai Wakil Walikota Surabaya dianggap termasuk calon terkuat bakal menggantikan Risma. Nama Whisnu muncul sebagai satu-satunya nama yang diusulkan 31 Pengurus Anak Cabang PDIP Surabaya. Namun pada akhirnnya siapa yang akan maju, Megawatilah yang menentukan.Sebelumnya Whisnu telah kehilangan jabatan sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya. Posisinya digantikan oleh Adi Sutarwijono. Keputusan ini dibuat oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang dibacakan dalam konferensi cabang pada Ahad, 7 Juli 2019. Dengn ini bisa jadi Whisnu belum tentu direstui Megawati sebagai cawali dari PDIP.
Berdasarkan survei Surabaya Survey Center (SSC) nama Whisnu Sakti Buana masih cukup kuat dengan elektabilitas mencapai 15,4 persen. Meski, angka ini jauh dari angka psikologi sebesar 50 persen.
Eri Cahyadi disebut-sebut masuk jajaran calon terkuat karena sebagai Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya ia dinilai sebagai aktor kunci atas keberhasilan Risma membangun Surabaya. Ery bisa saja diusulkan ke DPP oleh Risma karena sekarang Walikota Surabaya ini jadi pengurus DPP PDIP dan dekat Megawati.
Lahir di Jombang pada 23 Maret 1976, Gus Hans disebut-sebut termasuk calon terkuat karena jadi jubir pasangan Khofifah -.Emil Dardak dalam pilgub kemarin. Lulusan jurusan Hubungan Internasional UPN Jogjakarta itu terbukti berhasil mengantarkan Khofifah memenangi pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Alumnus S2 IKM Fakultas Kedokteran UGM Jogjakarta itu selama ini juga dikenal sebagai dai muda yang memiliki massa kuat di akar rumput. Ia punya background seorang pendidik. Tercatat, hingga kini ayah tiga anak itu merupakan pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Peterongan, Jombang dan Wakil Rektor Unipdu Jombang.
Gus Hans juga menjabat sebagai Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN). Ia berasal dari keluarga Nahdliyin, menjadi Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jatim 2014-2018.
0 komentar :
Posting Komentar