Jumat, 20 Maret 2015

Potensi Migas Jatim



Total produksi minyak bumi di wilayah Jawa Timur (Jatim) pada Januari hingga Juni 2014 mencapai 465.540 Barrel Oil Per Day (BOPD). 

Sedangkan untuk total produksi gas bumi tahun 2014 periode yang sama, mencapai 636,84 Million Metric Standar Cubic Feet per Day (MMSCFD). Sebagaimana dilansir tribunnews,potensi sumber daya Migas di Jatim begitu besar tapi produksinya masih kecil.


Produksi migas di Jatim didukung oleh perusahaan yang berskala besar maupun kecil. Untuk produksi minyak di Jatim, terdapat perusahaan seperti Pertamina Aset, JOB P- Petrochina East Java,  Kangean Energy Ind. Ltd,  Lapindo Brantas, Mobil Cepu Ltd,  Camar Resources Canada, Saka, PHE West Madura Offshore dan Santos (Sampang) Pty. Ltd.

Sedangkan, perusahaan GAS di Jatim menempatkan PT Pertamina EP 4, Kangean Energy Ltd, Pertamina Hulu Energi (PHE) – WMO, Santos (Madura Offshore), Santos (Sampang) Phy Ltd,  SAKA Indonesia Pangkah, JOB-P Petrochina East Java, Mobil Cepu LTd, Lapindo Brantas Inc dan Camar Resources Canada.

Kepala Humas SKK Migas Pusat, Rudianto Rimbono, Jumat (20/3/2015) di sela seminar migas bertajuk "Menakar Ketahanan Energi Nasional" yang dilaksanakan PWI Jatim, di Surabaya, mengatakan, potensi 
migas di Jatim masih besar.

"Sumber-sumber migas di wilayah ini juga sudah banyak yang terdeteksi dan memiliki stok yang besar. Tapi memang belum ada yang melakukan eksplorasi untuk penambangan yang lebih maksimal," jelas Rudianto.

Apalagi untuk mendapatkan hasil produksi migas tidak mudah. Oleh sebab itu perlu kajian yang lebih mendalam dan menerapkan teknologi tercanggih.

"Kini untuk mengantisipasi produksi minyak yang kian turun juga tidak gampang. Apalagi kalau tidak ketemu di mana cadangan barunya," lanjutnya.

Saat ini, dari tahun ke tahun jumlah dana yang diinvestasikan untuk memproduksi migas lebih besar dibandingkan cost recovery-nya. Pada tahun lalu, dana untuk eksplorasi migas mencapai Rp200 triliun.

"Dari angka tersebut sebanyak Rp100 triliun di antaranya sudah terserap oleh sejumlah pengusaha migas secara nasional," jelasnya.

Sedang pengamat energi, Aan Prayoga, mengungkapkan pentingnya PT Pertamina bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal tersebut bisa terwujud idealnya pada lima tahun mendatang. Dengan begitu, Pertamina dapat meningkatkan kontribusinya dari posisi saat ini mencapai 20 - 30 persen terhadap total produksi migas di Indonesia.

"Meski begitu, jumlah tersebut kami lihat masih minim dibandingkan sumbangan produksi migas Petronas 
yang mendominasi 60 persen terhadap total produksi migas di Malaysia," kata Aan.

Di sisi lain, Aan menyebutkan pada tahun 2021 ada sebanyak 29 blok migas di penjuru Nusantara yang 
akan habis masa kontraknya. Termasuk pada tahun 2017 Blok Mahakam yang habis masa kontraknya. 
Masa kontrak yang akan segera berakhir pada dua tahun itu perlu disikapi dengan baik terutama pada masa transisi ini.

"Bagaimana caranya pada tahun 2016 ada investasi untuk tahun 2017 dan lihat saja sekarang tidak ada 
modal justru industri turun. Untuk itu, butuh modal yang besar dalam menjalankan bisnis migas," tandas Aan

0 komentar :

Posting Komentar